Menjadi Guru Inspiratif di Era Merdeka Belajar
Oleh : Karjianto
Penulis adalah Kepala MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, Email. Karjianto27@gmail.com
Beberapa hari yang lalu, saya menerima pesan singkat dari sahabat dan juga partner kerja, tentang curhatan dari orang tua siswa mengenai persoalan yang dialami anaknya. Berikut cuhatannya, “Sekiranya anak-anak kami dapat diberikan cara pemahaman yang mendalam, tanpa ada kata kata yang membuat mereka malu atau bahkan tertekan di depan teman lainnya. Harapan kami sebagai orang tua, bapak dan Ibu guru dapat memotivasi anak kami agar memiliki semangat dan kemauan dalam belajar, tidak takut bertemu gurunya disetiap jadwal pembelajaran. Demikian terima kasih”.
Sahabat guru terkasih, curhatan orang tua di atas sejatinya dapat menjadi bahan renungan. Apakah masih ada guru yang mengatakan ‘bodoh’ kepada siswanya ketika kompetensi yang diharapkan tidak tercapai, atau kata-kata lain yang membuat para siswa tidak bersemangat, malas-malasan, bahkan takut dengan gurunya sendiri? Ironis sekali. Benarkah anak itu memang bodoh? Atau sebaliknya, gurunya yang kurang inovatif dan sabar? Bukankah, pada dasarnya, semua anak itu genius. Albert Einsten pernah mengatakan bahwa setiap anak terlahir genius. Pernyataan tersebut mungkin terkesan hiperbolis (berlebihan), namun begitulah kenyataan sesungguhnya (Hawari Aka, 2012).
Tulisan ini sejatinya bukan untuk menyalahkan guru, tetapi ingin menggugah dan membangkitkan semangat para guru, agar menjadi sosok pendidik yang merdeka, dapat menginspirasi dan memicu semangat bagi siswanya agar dapat mengantarkan kesuksesan pada masa akan datang, apalagi saat ini pada ‘era merdeka belajar’.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kelima, era memiliki arti kurun waktu dalam sejarah; sejumlah tahun dalam jangka waktu antar peristiwa penting dalam sejarah; masa. Sesuai dengan rancangan progam pendidikan “Merdeka Belajar” oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI menegaskan bahwa, guru dan siswa memiliki kebebebsan dalam berinovasi, mampu belajar dengan mandiri, dan kreatif. Sementara itu di dalam dunia pendidikan, merdeka belajar mencakup kondisi merdeka dalam mencapai tujuan, metode, materi, dan evaluasi pembelajaran baik bagi guru dan siswa memiliki kemerdekaan atau kebebasan berpikir, bebas dari beban pendidikan yang seolah membelenggu agar mampu mengembangkan setiap potensi diri untuk mencapai tujuan pendidikan.
Guru Inspirasi
Guru inspiratif adalah guru yang dapat memberikan pembelajaran secara kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga menciptakan siswa yang aktif dalam kelas. Guru inspiratif tidak hanya menjadi teladan, tetapi juga bisa membuka wawasan siswa dan sekitarnya. Menjadi seorang guru yang inspiratif bukanlah hal yang mudah, sebab guru harus bisa menginspirasi siswa untuk berpikir, sehingga rasa ingin tahunya selalu berkembang dan terjadi perubahan bagi diri siswa ke arah yang lebih baik.
Nagiun Naim (2016) pernah mengatakan bahwa, keberhasilan seseorang dalam hidupnya setidaknya dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu peran pribadi guru inspiratif, kemampuan konspiratif dalam membangun iklim pembelajaran yang semakin menyuburkan arti makna inspiratif serta usaha dari siswa itu sendiri untuk meraih kesuksesan, baik ketika masih sekolah maupun setelah menyelesaikan jenjang pendidikannya. Pada titik inilah guru inspiratif memiliki peran penting dalam menyulutkan api pemantik kesuksesan dalam kehidupan para siswanya, guru inspiratif yang dapat menginspirasi para siswanya.
Sahabat guru tercinta, menarik sekali bila kita menyimak kisah seorang guru honorer bernama Pak Sukardi Malik berasal dari Lombok Tengah yang telah mengabdikan dirinya selama 25 tahun, dan mampu membangkitkan semangat siswanya hingga memperoleh kebarhasilannya. “Selama menjadi guru honorer, sejak tahun 1996 sudah banyak mengantarkan murid-murid saya menjadi orang yang berhasil dan sukses. Ada yang menjadi polisi, jadi kepala sekolah dan ada yang menjadi pejabat,” kata Pak Sukardi dalam segmen bincang-bincang bersama Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dalam puncak perayaan Hari Guru Nasional tahun 2021 dengan tema mengisahkan guru inspiratif yang mendobrak pendidikan di Indonesia.
Beliau bercerita, ada pengalaman yang mengesankan saat ia bertemu dengan muridnya yang menjadi polisi. Waktu itu Pak Sukardi ditilang karena melanggar peraturan lalu lintas, di mana dirinya tidak menggunakan helm yang layak serta tidak memiliki SIM. Saat ditegur oleh seorang polisi, dia tidak menyangka bahwa polisi tersebut adalah muridnya yang lulus di tahun 1997. Kemudian yang membuatnya terharu adalah, saat ketika muridnya membawanya ke pedagang helm dan membelikan helm baru yang sesuai standar. “Tapi saya tetap ditilang karena saya tidak memiliki SIM waktu itu,” cerita Pak Sukardi.
Setelah itu Pak Sukardi pun diminta untuk datang ke kantor polisi di hari berikutnya untuk mempertanggungjawabkan tindakan pelanggaran lalu lintas yang dilakukannya. Kemudian ketika ia datang ke kantor polisi, ternyata Sukardi sudah ditunggu oleh 2 orang polisi lainnya yang merupakan siswanya juga. “Setelah menandatangani surat pelanggaran, saya dikasih amplop di mana isinya adalah STNK, SIM yang ternyata sudah dibuatkan oleh murid saya tersebut dan juga uang tunai. Awalnya saya tolak, tapi dia tetap ngotot memberikannya kepada saya sebagai tanda terima kasih. Uang ini tidak seberapa kata dia, tapi karena berkat jasa saya mereka sudah menjadi seorang polisi,” kisah Sukardi penuh haru.
Sahabat guru terkasih, sejatinya kisah Pak Sukardi dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para guru. Guru Inspirasi akan selalu memberikan semangat dan motivasi kepada muridnya. Sebab motivasi memiliki daya dorong yang sangat kuat mengantarkan muridnya sampai pada tujuan, sebab ia akan membakar semangat mengguncang dalam jiwa. Sayangnya, beberapa guru acap kali keliru dalam menerapkan motivasi. Karena alasan memotivasi, guru memberi tugas di luar kemampuan siswa. Dan, karena alasan memotivasi pula, guru memberikan tantangan yang justru menjadi beban berat bagi siswa. Dengan alasan memotivasi, guru salah menggunakan teknik, sehingga malah menimbulkan ketakutan pada siswa. Dan bisa jadi siswa akan takut jika bertemu gurunya.
Lantas, bagaimana cara memacu motivasi?. Sahabat guru terkasih, memotivasi bertujuan untuk menyemangati, bukan untuk menakut-nakuti. Maka dari itu semangatilah siswa-siswi anda, jangan bebani mereka (Hawari Aka, 2012). Dengan demikian, jika semangat yang ditanamkan kepada siswa, maka mereka akan senantiasa memiliki energi dan kesegaran untuk mengejar cita-cita hingga meraih kesuksesan. Jadilah guru yang menginspirasi bagi muridnya, membuat mereka percaya akan kemampuannya sendiri dan guru pun bangga melihat perkembangan muridnya, sekecil apapun itu.
Daftar Pustaka
Ngainun Niam, 2016, Menjadi Guru Inspiratif : Memberdayakan dan mengubah jalan hidup siswa, Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonedia Edisi kelima. Di unduh pada tanggal, 20 November 2022 dari kbb. Kemendikbud.go.id
Kisah guru Inspiratif, Sukardi Malik, di unduh tanggal tanggal 18 November 2022 dari https://ditpsd.kemdikbud.go.id/